Sejarah Adu Penalti

Bagaimana jika tak ada pinalti sebagai solusi untuk mengakhiri pertandingan imbang dalam sebuah turnamen? Tentunya, kedua tim dipaksa untuk terus bermain sampai salah satu ungul atas lainnya, sehingga muncul sebagai pemenang. Dan tentunya itu akan sangat melelahkan.

Ternyata, sejarah EURO pernah melalui episode seperti itu. Sebelum tahun 1976, pemenang pertandingan Piala Eropa ditentukan tanpa ada sistem pinalti. Kedua tim harus terus bermain sampai ada pemenang salah satu di antara keduanya. Dan, itu artinya, kita tak pernnah tahu, kapan sebuah pertandinga akan berakhir. Satu-satunya yang kita tahu dan bisa pastikan yakni bahwa pertandingan akan berakhir kalau sudah ada yang unggul skor salah satu dari dua tim yang bertanding.

Piala Eropa 1968, contohnya. Piala Eropa yang berlangsung di Italia itu menghadirkan tuan rumah dengan Yugoslavia di laga final yang dilangsungkan di Stadio Olimpico, Roma, pada 8 Juni. Dan, hingga babak kedua berakhir dan perpanjangan waktu dilakukan, skor tetap imbang 1-1. Maka, pertandingan akhirnya diulang dua hari kemudian. Dan, dalam pertandingan itu, beruntung Italia mampu menggulung Yugoslavia dengan unggul dua gol tanpa lawan.

Namun, pada tahun 1970, lemahnya sistem kejuaraan itu dirasakan hingga akhirnya pada tahun itu, peraturan mengenai adu penalti ditetapkan Federasi Asosiasi Sepak Bola Internasional (FIFA) untuk menentukan pemenang dalam sebuah laga yang berakhir imbang selama dua babak plus babak tambahan.

Piala Eropa 1976 menjadi kejuaran dunia besar pertama kali yang menerapkan adu pinalti. Dalam Piala Eropa itu, dalam final di Stadion Crvena Zvezda, Beograd, pada 20 Juni, Jerman Barat dan Cekoslowakia berebut gelar juara dan bermain imbang 2-2. Akhirnya keduanya adu pinaldi, dan Cekoslowakia akhirnya menang setelah gelandang Antonin Panenka menjadi penentu kemenangan dalam drama adu pinalti dengan skor 5-3.

Maka, seiring waktu, kemudian sering sebuah laga harus diakhiri dengan drama adu pinalti. Dan, itu menjadi episode paling menegangkan dalam sebuah pertandingan. Puncak kegembiraan di pihak yang menang atau pun kesedihan di pihak yang kalah biasanya terjadi dalam drama adu pinalti. Banyak pula orang yang menilai adu pinalti merupakan perkara keberuntungan; mereka yang beruntung ''lah yang muncul sebagi pemenang. Namun, tak sedikit pelatih yang biasanya menyiapkan pemainnya jika pertandingan harus diakhiri dengan adu pinalti. Termasuk Inggris dan Italia dalam laga perempat final EURO 2012 (Senin, 25/6) dini hari. Sebenarnya kedua tim telah mempersiapkan diri untuk adu pinalti. Namun, tetap saja, ketika Inggris harus kalah dengan skor 4-2, dengarlah kata Gerrard, "Mereka (Italia, red) mendapat keberuntungan di adu penalti." Dalam perkembangannya juga, muncul sederet nama pemain yang dinilai piawai dalam menendang pinalti, misalnya, Del Piero, Totti, Beckham, Pirlo, dll.

Dan, mungkin seluruh tim yang masih bertahan di turnamen EURO kali ini berharap pertandingan mereka tak diselesaikan melalui drama adu pinalti. Sebab, itu akan menjadi episode yang sulit. Atau, mungkin juga sebaliknya, mereka menyiapkan diri dalam adu pinalti dan berharap bisa menang melalui drama singkat dan ''pintas'' itu.

(sumber: mizan.com)

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Sejarah Adu Penalti