AMAHAI, sebuah negeri di pulau Seram (kabupaten Maluku Tengah), terletak dalam sebuah teluk yang indah permai. Sejak zaman penjajahan Belanda, Amahai dijadikan sebagai ibu kota Onderfdeling Amahai, dan kini sebagai ibu kota kecamatan Amahai.
Amahai terdiri atas 2 suku kata, yaitu kata Ama dan Mahai. AMA artinya Bapak, dan MAHAI artinya Hidup. Kata Amahai berasal dari ucapan Amahai Namakala yang berarti bapak sejak dahulu kala. Jadi, Amahai artinya Bapak yang hidup sejak zaman dahulu kala.
Di pedalaman pulau Seram ada sebuah tempat namanya NUNUSAKU (Nunue artinya Beringin, dan Saku artinya tempat yang bersegi empat). Tempat itu konon katanya merupakan tempat asal manusia yang kini mendiami pulau Seram dan pulau-pulau di selatannya (Ambon dan Lease).
Suatu ketika, terjadi peristiwa pemberontakan yang diadakan oleh seorang laki-laki bernama Tuwele. Ini bermula saat penduduk Nunusaku membuat pesta maro-maro (maku-maku). Tanpa sadar anak Tuwale terinjak dan meninggal dunia. Tetapi karena orang-orang yang berpesta itu tidak menyadari tentang apa yang terjadi, maka anak yang mati itu pun terinjak sampai hancur, malah sampai terbenam dalam tanah. Tuwale mengamuk dan terjadilah migrasi secara besar-besaran meninggalkan Nunusaku. Pada saat itu penduduk Nunusaku berpencar ke arah selatan, utara, barat dan timur. Yang ke selatan akhirnya menyusur Wai Tala dan Mala kemudian menyebrang ke pulau-pulau Lease dan Ambon..
Sedangkan yang ke timur melalui Sabaen Latale. Rombongan yang melalui Sabaen Latale menuju ke Timur dipimpin oleh seorang laki-laki yang telah lanjut usia / seorang bapak (AMA). Rombongan migrasi itu melalui hutan sagu yang rimbun (Makariki) dan tiba di suatu tempat yang tenang, indah terletak dalam sebuah teluk yang permai. Karena yang membawa rombongan tersebut adalah seorang bapak yang tua tapi masih kelihatan kuat dan muda, maka mereka menamakan tempat itu AMAHAI yang artinya Ayah Masih Hidup. Sebahagian rombongan migrasi tadi tersebar dan mengambil tempat di soa-huku (Soa = kumpulan ; huku = bukit kecil) dan seterusnya ada yang ke rutah dan Tamilouw. Akhirnya Bapak atau pemimpin mereka itu berhasrat untuk membuat kenduri dengan membunuh seekor binatang untuk di bagi-bagikan. Ayah itu memrintahkan semua anak cucunya (rombongan migrasi tadi) yang tersebar ke mana” untuk berkumpul mengikuti kenduri tersebut. Dan disitulah mereka semua menyatakan taat dan akan setia mati atas perintah orang tuanya. Jadi Lounusa Maatita artinya kumpul atau bungkus seluruh pulau dan taat pada perintah. (Lou = kumpul, bungkus ; Nusa = pulau ; Maa = mati ; Tita = perintah)
(sumber: www.lasamahu.com)
Home »
kerajaan maluku »
News »
Peristiwa »
sejarah maluku »
sejarah negeri amahai »
Tempat »
SEJARAH NEGERI AMAHAI
SEJARAH NEGERI AMAHAI
Related : SEJARAH NEGERI AMAHAI
Buku sejarah
Bung Hatta
Foto
GBK
Habibie
Inspirasi Habibie
Jasmerah
Kutipan Habibie
Mesjid bersejarah
News
PKI
Peristiwa
Sejarah Koran
Sejarahnya Dunia
Situs sulawesi
Supriyadi
Tan Malaka
Tempat
Tokoh
ananta toer
band indonesia
band tertua
barang antik
bencana alam
bogor
budaya bali
bung karno
danau toba
evan dimas
gudeg jogja
gunung kelud
gunung merapi
gunung salak
gunung semeru
gunung sindoro
gus dur
gus mus
hari pendidikan
hari pers
ibu tien
jakarta
jalan pahlawan
jembrana bali
jendral soedirman
kaharingan
kata pahlawan
kediri
kejawen jawa
kerajaan aceh
kerajaan hitu
kerajaan kediri
kerajaan maluku
kerajaan trumon
kesultanan aceh
kisah soeharto
kisah unik
kopi indonesia
kota malang
kota surabaya
kutipan inspiratif
leak bali
legenda indonesia
letusan kelud
mistis
mistis indonesia
monumen pers
museum purbakala
museum tertua
pantai indonesia
pejuang ende
pidato soekarno
pmii
proklamasi
pusaka mistis
sejara unik
sejarah NU
sejarah PMII
sejarah amerika
sejarah bahasa
sejarah bali
sejarah band
sejarah bandara
sejarah bogor
sejarah cilacap
sejarah dunia
sejarah gudeg
sejarah indonesia
sejarah inggris
sejarah jembrana
sejarah kalimantan
sejarah kediri
sejarah kerajaan
sejarah makassar
sejarah malang
sejarah maluku
sejarah monas
sejarah museum
sejarah papua
sejarah pluit
sejarah ppki
sejarah unik
semarang
singapura
situs bersejarah
situs sejarah
soeharto
soekarno
surabaya
tanam paksa
tempat mistis
usman harun
wali kota risma